Download Aplikasi SantriLampung.

Esensial Perundang-Undangan

BAB I PENDAHULUAN

(Oleh Kholil Khoirul Muluk)




A.    Latar Belakang


Memahami Ilmu Perundang-undangan sangatlah penting, seperti salah satunya memahami tentang asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan, karena di dalamnya terdapat acuan bagaimana cara melahirkan sebuah produk hukum dalam hal ini undang-undang yang sesuai dengan kebutuhan publik pada saat itu. Jika kita tidak berpedoman kepada asas-asas tersebut maka kemungkinan besar kita akan mendapatkan banyak kekeliruan dalam penetapan dalam sebuah hukum, seperti halnya salah satu asasnya adalah peraturan yang bersifat khusus menyampingkan peraturan yang bersifat umum[1].


            Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan adalah suatu pedoman atau suatu rambu-rambu dalam pembentukkan peraturan perundang-undangan.


B.     Batasan Masalah

Apa yang dimaksud dengan asas-asas Peraturan Perundang-undangan

Bagaimana Asas Pembentukan Peeraturan Perundang-undangan yang baik


C.    Tujuan Penulisan

Mengkaji tentang asas Peraturan Perundang-undangan.

Mempelajari proses pembentukan Peraturan Perundang-undangan


D.    Metode Penulisan

a.      Data

1.      Refrensi Buku

2.      Internet


b.        Metode Penulisan

1.      Studi Pustaka

Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.


E.     Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


Halaman Judul

Kata Pengantar


BAB I Pendahuluan

A.    Latar Belakang

B.     Batasan Masalah

C.     Tujuan Penulisan

D.    Metode Penulisan

E.     Sistematika Penulisan


BAB II Pembahasan

A.    Asas Peraturan Perundang-Undangan

B.     Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang Patut

C.     Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang Baik

D.    Penerapan Asas Peraturan Perundang-undangan di Indonesia


BAB III Penutup

A.    Simpulan

B.     Penutup

Selanjutnya makalah ini dilengkapi dengan Daftar Pustaka.




BAB II

PEMBAHASAN




A.      ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


Asas adalah dasar atau sesuatu yang dijadikan tumpuan berpikir, berpendapat dan bertindak. Asas-asas pembentuk peraturan perundang-undangan berati dasar atau sesuatu yang dijadikan tumpuan dalam menyusun peraturan perundang-undangan[2]. Padanan kata asas adalah prinsip yang berarti kebenaran yang menjadi pokok dasar dalam berpikir, berpendapat dan bertindak.

           

Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan adalah suatu pedoman atau suatu rambu-rambu dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik.

           

Dalam bidang hukum yang menyangkut pembentukan peraturan perundang-undangan negara, Burkhardt Krems menyebutkan dengan istilah Staatsliche Rechtssetzung, sehingga pembentukan peraturan itu menyangkut antara lain :

1.      Isi Peraturan

2.      Bentuk dan susunan peraturan

3.      Metode pembentukan peraturan

4.      Prosedur dan proses pembentukan peraturan[3]


Dalam menyusun peraturan perundang-undangan banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya. Meskipun berbeda redaksi, pada dasarnya beragam pendapat itu mengarah pada substansi yang sama. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat ahli, kemudian penulis akan mengklasifikasikannya ke dalam dua bagian kelompok asas utama Pertama; asas materil atau prinsip-prinsip substantif; dan Kedua; asas formal atau prinsip-prinsip teknik pembentukan peraturan perundang-undangan.


Prof. Purnadi Purbacaraka dan Prof. Soerjono Soekanto, memperkenalkan enam asas[4] sebagai berikut:

1.      Peraturan perundang-undangan tidak berlaku surut (non retroaktif);

2.      Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi, mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula;

3.      Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus menyampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum (lex specialis derogat lex generalis);

4.      Peraturan perundang-undangan yang berlaku belakangan membatal-kan peraturan perundang-undangan yang berlaku terdahulu (lex posteriori derogate lex periori);

5.      Peraturan perundang-undangan tidak dapat di ganggu gugat;

6.      Peraturan perundang-undangan sebagai sarana untuk semaksimal mungkin dapat mencapai kesejahteraan spiritual dan materil bagi masyarakat maupun individu, melalui pembaharuan atau pelestarian (asas welvaarstaat).


B.       ASAS-ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG PATUT


A. Hamid S. Attamimi berpendapat bahwa, pembentukan peraturan perundang-undangan Indonesia yang patut[5], adalah sebagai berikut :

a)      Cita hukum Indonesia

b)      Asas Negara berdasar atas hukum dan Asas Pemerintahan berdasarkan sistem konstitusi.

c)      Asas-asas lainnya

Dengan demikian, asas-asas pembentukkan peraturan perundang-undangan Indonesia yang patut akan mengikuti pedoman dan bimbingan yang diberikan oleh :


a)      Cita Hukum Indonesia yang tidak lain melainkan Pancasila yang berlaku sebagai bintang pemandu.

b)      Norma Fundamental Negara yang juga tidak lain melainkan Pancasila

c)      (1) Asas-asas Negara berdasarkan atas hukum yang menempatkan Undang-undang sebagai alat pengaturan yang khas berada dalam keutamaan hukum.

(2)  Asas-asas Pemerintaha berdasar Sistem Konstitusi yang menempatkan undang-undang sebagai dasar dan batas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pemerintahan.


Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang patut meliputi :

a.       Asas tujuan yang jelas

b.      Asas perlunya pengaturan

c.       Asas materi muatan yang tepat

d.      Asas dapatnya dilaksanakan

e.       Asas dapatnya dikenali

f.       Asas perlakuan yang sama dalam hukum

g.      Asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan indivudual[6]


Asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang patut tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu :


1.      Asas Hukum Formal :

a.       Asas tujuan yang jelas

b.      Asas perlunya pengaturan

c.       Asas materi muatan yang tepat

d.      Asas dapatnya dilaksanakan

e.       Asas dapatnya dikenali


2.      Asas Material :

a.       Asas sesuai dengan Cita Hukum Indonesia dan Norma Fundamental Negara.

b.      Asas sesuai dengan Hukum Dasar Negara.

c.       Asas sesuai dengan prinsip-prinsip Negara berdasar atas Hukum. Dan

d.      Asas sesuai dengan prinsip-prinsip Pemerintahan Berdasarkan Sistem konstitusi.


C.      ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BAIK


Asas pembentukan peraturan Perundang-undangan yang baik dirumuskan dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukkan Peraturan Perundang-undangan Dalam pasal 5 dan 6[7] sebagai berikut :


Pasal 5

Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik yang meliputi :


a.       Kejelasan tujuan

b.      Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat

c.       Kesesuaian antara jenis dan materi muatan

d.      Dapat dilaksanakan

e.       Kedaya gunaan dan kehasilgunaan

f.       Kejelasan rumusan

g.      Keterbukaan


Adapun penjelesan dari asas-asas yang terdapat pada pasal 5 tersebut yaitu sebagai berikut :


a.      Asas Kejelasan tujuan adalah setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak di capai.

b.      Asas Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat adalah bahwa setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga atau pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan yang berwenang. Peraturan perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum, bila peraturan perundang-undangan tersebut dibuat oleh lembaga atau pejabat yang tidak berwenang.

c.       Asas Kesesuaian antara jenis dan materi muatan adalah bahwa dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis peraturan perundang-undangannya.

d.      Asas Dapat dilaksanakan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus memperhitungkan efektifitas peraturan perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis , yuridis maupun sosiologia.

e.       Asas Kedaya gunaan dan kehasilgunaan adalah bahwa setiap peraturan perundang-undangan dibuat karena peraturan tersebut benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakan, berbangsa dan bernegara.

f.       Asas Kejelasan rumusan adalah bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

g.      Asas Keterbukaan adalah bahwa dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan, dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam proses pembentukan peraturan perndang-undangan.


Sementara itu, asas-asas yang harus dikandung dalam materi muatan peraturan perundang-undangan di Negara Republik Indonesia dirumuskan dalam pasal 6 sebagai berikut :

Pasal 6

(1)   Materi muatan Peraturan Perundang-undangan mengandung asas :

a.       Pengayoman;

b.      Kemanusiaan;

c.       Kebangsaan;

d.      Kekeluargaan;

e.       Kenusantaraan;

f.       Bhineka tunggal ika;

g.      Keadilan;

h.      Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;

i.        Ketertiban dan kepastian hukum; dan

j.        Keseimbangan, keserasian dan keselarasan.


(2)   Selain asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), peraturan perundang-undangan tertentu dapat berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan.


Adapun penjelesan dari asas-asas yang terdapat pada pasal 6 ayat (1) yaitu sebagai berikut :


a.      Asas Pengayoman yaitu setiap peraturan perundang-undangan harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat.

b.      Asas Kemanusiaan adalah bahwa setiap setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan pengayoman hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proposional.

c.       Asas Kebangsaan yaitu bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa indonesia yang Pluralistik (kebhinekaan) dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d.      Asas Kekeluargaan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam pengambilan keputusan.

e.       Asas Kenusantaraan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan peraturan perundang-undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan Pancasila.

f.       Asas Bhineka tunggal ika adalah bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

g.      Asas Keadilan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan keadilan yang proposional bagi setiap warga negara tanpa terkecuali.

h.      Asas Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan adalah bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antaralain; agama, suku, ras, golongan, gender dan setatus sosial.

i.        Asas Ketertiban dan kepastian hukum adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus bisa menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.

j.        Asas Keseimbangan, keserasian dan keselarasan adalah bahwa materi muatan setiap peraturan perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian dan keselarasan, antara kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.


Penjelasan Pasal 6 ayat (2) menjelaskan bahwa :

Yang dimaksud dengan asas lain sesuai dengan bidang hukum peraturan perundang-undangan yang bersangkutan antara lain :


a.       Dalam hukum pidana, misalnya asas legalita, asas tiada hukuman tanpa kesalahan, asas pembinaan narapidana, dan asas praduga tak bersalah.

b.      Dalam hukum perdata, misalnya hukum perjanjian, antara lain asas kesepakatan, kebebasan berkontrak, dan itikad baik.


Pembentukan peraturan perundang-undangan harus berpedoman, bersumber serta bedasar pada Pancasila dan Undang-Undang 1945. Hal tersebut ditetapkan dalam pasal 2 dan pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No.10 thn.2004 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan yang merumuskan sebagai berikut :


Pasal 2             :

Pancasila merupaka sumber dari berbagai sumber hukum negara, dan

Pasal 3 (1)       :

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar dalam peraturan perundang-undangan.


Kedua pasal tersebut dapat dimaknai agar setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus sesuai Pancasila sebagai Cita hukum dan Norma Dasar Negara, sehingga kedua pasal tersebut berkaitan erat dengan penjelasan umum UUD 1945.


D.      PENERAPAN ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA.


 Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini, terdapat kecenderungan untuk meletakkan asas-asas hukum atau asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan tersebut yang di atur dalam undang No.10 thn. 2004 tentang Pembentukan peraturan perundang-undangan.


Peraturan perundang-undangan tersebut sudah menjadi suatu asas hukum atau asas pembentukan peraturan perundang-undangan menjadi suatu norma hukum. Sebagai suatu norma hukum hal tersebut akan berakibat adanya suatu sanksi apabila asas tersebut tidak terpenuhi atau tidak dilaksanakan.



BAB III

PENUTUP




A.    Simpulan

Dari penjabaran di atas dapat penulis simpulkan bahwa, dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan tidak lepas dari keseluruhan asas-asas sebagaimana di sebutkan dalam BAB sebelumnya. Dan pembentuk peraturan perundang-undangan tidak lagi menjadika suatu asas hukum atau asas pembentukan peraturan perundang-undangan sebagai suatu norma hukum dalam peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk.


B.     Penutup

Akhirnya, semoga pembahasan mengenai Esensial Peraturan Perundang-undangan menyangkut Asas pembentukannya dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapka demi lebih baiknya makalah di masa mendatang.





[1] http://rudipradisetia.blogspot.com/2010/11/asas-asas-pembentuk-peraturan-perundang.html

[2] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2002, Edisi III, h.70

[3] Attamimi, A. Hamid. S. Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia Dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negar. Jakarta : Sekretariat Negara R.I., 1990 h. 300


[4] Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, Peraturan perundang-undangan dan Yurisprudensi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1989, Cet. Ke-3, h. 7-11

[5] Indrati, Farida Maria, S.,  Ilmu Perundang-undangan 2, Yogyakarta : Kanisus, 2007, h. 228-230

[6] Attamimi, A. Hamid. S. Op.Cit., h.344-345

[7] Op.cit., h. 231


Alumni Universitas Islam Negeri Lampung.